DNS SERVER
Pada awalnya system penamaan IP address menggunakan system
host table. Dalam system ini, setiap computer menyimpan file host.txt yang
berisikan daftar kombinasi IP address dengan nama dari setiap computer yang
terhubung ke internet. Jadi setiap ada penambahaan user ataupun perubahan data
user, kita harus memeperbaruhi file host.txt melalui FTP ke seluruh host yang
ada di internet. Tentunya system penamaan IP seperti ini sangatlah tidak
efektif dan sudah tidak mampu menangani kebutuhan yang ada saat ini . oleh
karena itu pada tahun 1984, Paul Mockpertis mengusulkan system penamaan IP yang
baru yaitu menggunakan Domain Name System (DNS), system inilah yang digunakan
hingga saat ini.
STRUKTUR DNS
System
database yang digunakan DNS adala system hirarki. System ini dipilih karena system
ini cocok digunakan untuk system terdistribusi , konsisten untuk setiap host,
dan updateable. System ini digambarkansebagai sebuah tree yang memiliki beberapa
cabang. Cabang – cabang ini mewakili domain dan dapat berupa host, subdomain,
ataupun top level domain. Domain teratas adalah root. Domain ini di wakili oleh
titik. Selanjutnya, domain yang terletak tepat di bawah root di sebut top level
domain. Beberapa contoh top level domain :
-
Com :
Organisasi Komersial
-
Edu :
Institusi pendidikan atau universitas
-
Org :
Organisasi non-profit
-
Net :
Networks (backbone internet)
-
Gov :
Organisasi pemerintahan non militer
-
Mil :
Organisasi pemerintahan militer
-
Num :
No telepon
-
Arpa :
Reverse DNS
-
Xx :
dua huruf untuk kode Negara (id : Indonesia
, sg : Singapura , au : Australia )
Turunan dari top level adalah subdomain. Domain
yang terletak setelah top level di sebut second level dan domain yang berada di
bawah second level disebut third level domain, begitu seterusnya. Pembentukan dan
pembacaanya dimilai dari node yang pling bawah hingga node paling atas (root). Sebagai
contoh untuk nama host pandu.ee.ugm.ac.id kita dapat menguraikan domainnya menjadi :
.
: root domain
Id : top level domain
Ac : second level domain
Ugm : third level domain
Ee : fourth level domain
Pandu : fifth level domain yang menunjukan nama host
Dari contoh di atas kita dapat menegtahui
aturan penulisan nama host yaitu di mulai dari kiri ke kanan untuk node yang
paling bawah hingga node yang paling atas dan setiap domain di pisahkan dengan
titik.
SISTEM HIRARKI DNS
Sistem
hirarki DNS di atas tentunya tidak mungkin di atur oleh satu sever saja. System
hirarki DNS ini di pecah – pecah menjadi zona – zona. Sebuah zona meliputi
seluruh host yang terdapat di dalam sebuah jaringan dan dapat berupa level domain
mana saja.
Di dalam sebuah jaringan, setiap zona harus
memiliki name server sendiri. Name server inilah yang akan melayani
penerjemahan dari IP ke nama host atau sebaliknya di zona yang bersangkutan. Jika
pada suatu domain ingin dibentuk zona bau, maka kita dapat membuah sebuah
primary name server yang akan mengarahkan setiap request mapping ke name server
yang authoritative. Penggunaan lebih dari satu name server ini bertujuan untuk
membagi beban kerja name server dan sebagai system backup name server.
Perbedaan
antara primary name server dengan secondary name terletak dari bagaimana name
server itu memperoleh datanya. Primary name serevr memperoleh data dari data
yang tersimpan di harddisknya, sedangkan secondary name server memperoleh data
dari data replica yang ia peroleh dari primary server name. dengan demikian
untuk setiap perubahan data dalam DNS, kita cukup mengubah data pada primary
name servernya saja.
STRUKTUR KERJA DNS
Misalnya kita browsing di warnet, dan akan
menghubungi www.google.com. Rangkaian proses
yang akan di jalankannya adalah sbb :
1. PC kita mengontak server DNS local ( biasanya
terletak pada jaringan ISP ) untuk menanyakan IP Address www.google.com.
2.
Serever DNS local akan melihat ke dalam cachenya
3. Jika data itu terdapat di dalam cache server DNS
server local, maka server tersebut akan memberikan alamat IP tersebut ke
browsing. Jika tidak, maka server tersebut mengontak server DNS di atasya
(biasanya di sebutt Root DNS server) untuk mengetahui alamat IP dari DNS sever
yang mengelola domain www.google.com.
4. Jika domain www.google.com
benar – benar exist, maka Root DNS akan mendapatkan alamat IP server DNS www.google.com, kemudian alamat dikirim ke
server DNS local kita.
5. Server DNS local akan mengontak server DNS www.google.com untuk menanyakan alamat IP dari
www.google.com , dan server DNS www.google.com memberikan data alamat IP www.google.com.
6. Server DNS local memberitahu alamat IP untuk www.google.com kepada browse/ client ( PC
kita)
7. Kemudian kita menggunakan alamat itu untuk diisikan
ke dalam IP packet utnuk menghubungi www.google.com.